Klarifikasi Pihak Lion Air Terkait Keluhan Penumpang Naik Pesawat Kaya Angkot
Sumber
: Facebook Satwika Ika
Diproses : 24 September 2018, Senin
Judul : Klarifikasi Pihak Lion
Air Terkait Keluhan Penumpang Naik Pesawat Kaya Angkot
Tabayyun : Klarifikasi Pihak Lion
Air
Deskripsi
Klarifikasi Lion Air terkait Surat Terbuka dari Satwika Ika atas kejadian
yang menimpa dirinya saat menaiki pesawat Lion Air JT-1341 pada 16 September
2018 dari Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang,
Sumatera Selatan (PLM) menuju Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta,
Tangerang, Banten (CGK).
Berita Asli
Berita Asli
Surat Terbuka untuk Manajemen Lion Air
Dear Manajemen Lion Air,
Tahukah Anda? Minggu lalu, 16 September 2018, saya mengalami
kejadian aneh saat terbang menggunakan maskapai Anda.
Bukan, bukan soal delay berjam-jam. Kalau itu sudah menjadi
rahasia umum dan tak bisa dibilang aneh lagi. Kali ini saya mengalami naik
pesawat, tapi nomor kursinya tidak ada! Nah lhoooo!!
Jadi gini ceritanya. Hari itu saya naik Lion Air dari Palembang
ke Jakarta, dengan jadwal penerbangan pagi. Malam harinya saya sudah check in
online dan dapat kursi nomor 35F.
Besokannya, ketika saya naik ke pesawat, ternyata kursinya cuma
sampai nomor 34. Sekali lagi, cuma sampai nomor 34. Sedangkan nomor kursi saya
35. Terus, saya duduk di mana dong? Lesehan deket toilet?
Kesialan saya bertambah karena saya bertemu dua pramugari yang
kurang mengerti sopan santun.
Saya tanya baik-baik apakah saya berada di pesawat yang benar
sesuai dengan tiket. Pramugari bilang, benar.
"Kok nomor kursinya cuma sampai 34 Mbak. Saya dapat nomor
35," saya lanjut bertanya
"Standby saja dulu. Nanti dijamin pasti dapat kursi,"
jawab si pramugari sambil ngeloyor pergi tanpa menjelaskan apa yang terjadi
"Maksudnya standby gimana nih Mbak," kata saya
setengah kencang
"Standby saja di belakang dulu," jawabnya sambil tetap
memunggungi saya
Saya ikuti instruksinya. Saya mundur ke belakang dekat toilet
dan berdiri di sana tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kebetulan, di
sebelah saya berdiri seorang pramugari lain. Saya sempat melirik papan nama,
kalau tidak salah namanya Sherryl.
"Mbak, kok bisa ya kursinya cuma sampai 34 sedangkan saya
nomor 35?" tanya saya saking penasaran
"Di web check in itu konfigurasinya untuk pesawat besar.
Sedangkan ini kita pakai pesawat kecil," kata si pramugari tanpa senyum,
apalagi bilang maaf.
"Terus saya duduk di mana Mbak," tanya saya lagi
"Duduk di kursi kosong aja dulu," kata pramugari itu
Lagi-lagi saya mengikuti arahan pramugari. Saya duduk di kursi
kosong nomor 34 dekat jendela. Belum sampai lima menit nempelin bokong, eh yang
punya kursi datang. Pramugari yang tadi nyuruh saya duduk, berbalik mengusir
saya. Saya tetap ikuti karena bagaimanapun itu memang bukan kursi saya.
"Terus saya gimana nih Mbak," kata saya setelah
terusir dari kursi kosong
"Duduk aja dulu di kursi kosong yang lain," jawab si
pramugari sekenanya
"Kalau saya duduk di kursi lain, terus yang punya kursi
datang lagi, saya harus berdiri lagi dong? Mau sampai berapa kali saya
diri-duduk-diri-duduk?" kata saya dengan kesabaran yang mulai habis
Di luar dugaan. Si Mbak Pramugari yang diduga bernama Sherryl
nyolot dan jawab dengan nada tinggi
"Iya, duduk aja dulu. Nanti juga pasti dapat kursi. Ini kan
pakainya pesawat kecil. Mbak check in dengan konfigurasi pesawat besar,"
kata dia dengan ekspresi kesal dan nada tinggi
"Ya itu bukan kesalahan saya Mbak. Lagian mana ada naik
pesawat nggak dapat kursi. Kayak naik angkot aja," saya balas dengan nada
tinggi juga. Orang-orang mulai menoleh ke arah kami
"Iya, duduk aja dulu. Nanti juga dapat kursi," jawab
dia dengan muka super nyolot
"Saya nggak mau duduk kalau belum jelas. Dan saya nggak mau
dikasih kursi sisa asal-asalan ya. Saya mau dapat kursi di dekat jendela sesuai
saat check in," kata saya
"Ya udah," jawab si pramugari sambil melengos
Akhirnya saya dan si pramugari sama-sama berdiri di ruangan
paling belakang. Saya menyaksikan satu per satu penumpang yang punya nomor
resmi, duduk di tempatnya masing-masing. Sementara saya tetap berdiri menunggu.
Si pramugari Sherryl tidak mau lagi bicara dengan saya. Dengan
nada kesal, dia menyuruh temannya untuk memanggil staff ground dan mengurus
saya.
Tidak lama, datang seorang petugas laki-laki berbaju putih dan
memakai rompi. Dia bilang hal saya sama: "duduk saja di bangku yang
kosong"
"Bangku kosong itu yang mana maksudnya? Tunjukkin dong ke
saya. Jangan saya disuruh nyari-nyari sendiri. Emangnya Kopaja apa? jawab saya
kesal
Saya jalan mengikuti petugas. Kemudian petugas memberi saya
kursi (saya tidak perhatikan lagi nomer berapa) di dekat jendela. Oke, akhirnya
saya duduk juga di kursi sisa. Untung ada, kalau full gimana ya?
Drama belum berakhir. Ada pasangan suami istri bawa anak yang
senasib dengan saya. Setelah sempat berdebat, akhirnya petugas mengarahkan
suami istri itu ke bagian depan. Saya tidak tahu lagi kelanjutannya. Sudah
lelah jiwa.
Kepada jajaran manajemen Lion Air yang terhormat, tahukah Anda?
Sampai saya turun tidak ada satu pun ucapan maaf dari kru Anda. Bahkan ketika
turun, saya melewati dua pramugari dan mereka sedang asyik ngobrol bisik-bisik
gitu.
Tentu sebagai penumpang saya merasa jengkel setengah mati dengan
kejadian ini. Saya merasa dibohongi dan direpotkan dengan kesalahan internal
Anda. Dan, sebagai orang awam, bolehkah saya bertanya? Apakah manifest
penumpang sesepele itu untuk maskapai Anda? Apakah dengan memberi kursi sisa
lalu persoalan selesai? Apakah dua pramugari Anda tidak dididik bagaimana cara
memperlakukan penumpang dengan baik?
Salam,
satwika
Penjelasan
satwika
Penjelasan
Pada tanggal 23 September 2018, Akun Facebook Satwika Ika membuat
postingan berupa Surat Terbuka yang ditujukan kepada Manajemen maskapai
penerbangan Lion Air atas kejadian tak mengenakan yang dialami oleh dirinya
karena tidak mendapat kursi duduk serta pelayanan pramugari dari pihak
maskapai.
Melansir dari Detik.com.
Menanggapi curhatan itu, Corporate Communications Strategic of Lion Air,
Danang Mandala Prihantoro menjelaskan ketidaksesuaian nomor di tiket dengan di
pesawat karena adanya rotasi pesawat. Seharusnya Lion Air menggunakan Boeing
737-900ER yang berkapasitas 215 kursi dengan nomor 39. Namun, batal dilakukan.
“JT-1341 seharusnya dioperasikan Boeing 737-900ER berkapasitas 215 kursi
dengan nomor hingga 39. Dikarenakan rotasi pesawat yang berpotensi menyebabkan
keterlambatan penerbangan, maka Lion Air menggunakan Boeing 737-800NG
berkapasitas 189 penumpang yaitu baris kursi nomor 34,” jelas Danang dalam
keterangan tertulis yang diterima detikcom.
“Alasan penggantian pesawat dilakukan secara mendadak karena operasional,
yang bertujuan untuk menjamin keselamatan penerbangan dan ketepatan waktu terbang.
Dalam kondisi saat penggantian pesawat sebagian besar penumpang sudah melakukan
check-in. Lion Air JT-1341 telah lepas landas sesuai jadwal keberangkatan
(schedule time departure) dari Palembang yaitu pukul 07.05 WIB,” imbuhnya.
Berdasarkan penelusuran kembali pada tanggal 24 September malam hari, akun
Facebook Satwika Ika membuat postingan berupa tanggapan dari Humas Lion Air.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dari pihak maskapai Lion Air bahwa secara mendadak
terjadi penggantian pesawat yang seharusnya menggunakan Boeing 737-900ER berkapasitas
215 kursi penumpang dengan nomor hingga 39, diganti menjadi Boeing 737-800NG berkapasitas
189 kursi penumpang dengan baris kursi yang hanya mencapai 34.
Referensi
Referensi
- Facebook Satwika Ika. “Surat Terbuka Untuk Manajemen Lion Air”.
- Facebook Satwika Ika. “Tanggapan Humas Lion Air”.
- Detik.com. “Viral Curhat Penumpang Naik Lion Air tapi Tak Dapat Kursi”.
- Viva.co.id. “Penumpang Ngeluh Naik Pesawat Kaya Angkot, Ini Kata Lion Air”.
Komentar
Posting Komentar